BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DATA
Data yang digunakan dalam tulisan ini bersumber dari publikasi Badan Pusat Statistik, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Bank Indonesia, Pegadaian, Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) serta sumber lainnya yang terkait. Pengumpulan data primer dari Pengurus LKM terpilih dan nasabah LKM sebagai responden dilakukan melalui diskusi kelompok dan wawancara individual (survey) menggunakan pedoman pertanyaan dan kuesioner.
Jenis data primer yang dikumpulkan dari pengurus lebih difokuskan pada kondisi organisasi dan manajemen (O & M), skim kredit, faktor-faktor pendukung, kendala dan peluang pengembangan LKM. Sementara itu dari nasabah, data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik ekonomi rumah tangga dan permasalahan pembiayaan usahatani. Selain data primer dikumpulkan juga data sekunder melalui penelusuran informasi berbagai dokumen laporan kegiatan/program dan kebijakan pengembangan kelembagaan keuangan mikro, geografi, sosial ekonomi, dan review skim kredit Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
· Primer
Tabel 1
Potensi dan Permasalahan yang Dihadapi Lembaga Keuangan Mikro
Aspek | BPR & BRI Unit | Koperasi | Lembaga Keuangan Mikro Lainnya |
Kemampuan menghimpun dana | Mengandalkan tingkat suku bunga > rata-rata bank umum | Mengandalkan jumlah anggota | Mengandalkan modal sendiri dan anggota |
Kemampuan menyalurkan dana | Rasio Loan to Deposit (LDR), namun kualitasnya perlu diperhatikan | Terbatas karena kemampuan SDM dan pengalaman usaha | Terbatas karena kemampuan SDM dan pengalaman usaha |
Kemampuan manajemen operasional | Tergantung pada beberapa SDM kunci | Tergantung pada pengurus | Tergantung pada pengurus |
Kemampuan menghasilkan laba | Relatif lebih baik dibandingkan bank umum (ROE dan ROA) | Tergantung dari kemampuan dan komitmen anggota | Tergantung dari kemampuan dan komitmen anggota |
Kemampuan jaringan dan akses pasar | Fokus pada usaha perdagangan | Masih terbatas | Masih terbatas |
Kemampuan perencanaan dan pelaporan | Masih beragam, khususnya BPR yang mempunyai modal terbatas dan yang beroperasi di luar Jawa dan Bali | Masih kurang | Masih kurang |
Sumber: Didin Wahyudin, Key Succes Factors In MicroFinancing, paper pada Diskusi Panel Microfinance Revolution: “Future Perspective for Indonesian Market”, Jakarta, 7 Desember 2004 dalam wijono 2005
· Sekunder
Jumlah permintaan kredit mikro yang relatif besar, tentu tidak semuanya dimanfaatkan oleh lembaga perbankan, tetapi akan lebih banyak melalui LKM. Selain jumlah pasar kredit mikro yang masih luas, potensi yang masih besar bagi LKM adalah karakterisitik dari LKM itu sendiri. LKM umumnya dalam penyaluran kreditnya menyesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Jika contoh diatas dijalankan, maka akan membawa effect multiplier yang luar biasa karena akan dapat menggerakkan roda perekonomian. Bergulirnya aktivitas UKM akan meningkatkan proses produksi, menyerap tenaga kerja, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan kalangan pelaku UKM. Dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan akan ikut berperan dalam meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian nasional (PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SEBAGAI SALAH SATU PILAR SISTEM KEUANGAN NASIONAL: UPAYA KONKRIT MEMUTUS MATA RANTAI KEMISKINAN Wiloejo Wirjo wijono, 2005)
3.2 Eksplorasi Data
Sampel
Sampel yang digunakan dalam tulisan ini adalah beberapa LKM dan nasabah LKM terpilih yang tersebar di berbagai daerah.
Populasi
Adapun populasi yang digunakan dalam tulisan ini adalah dari pengkajian LKM di Jawa dan Luar Jawa meliputi Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan pada awal tahun 2007 dan juga bersumber dari BPS periode tahun 2000-2008.
3.3 Variabel dan Indikator
Dalam perkembangannya, lembaga Keuangan Mikro (sebagai Variabel terikat (X) lebih mengena di kalangan pelaku UKM karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan perbankan maupun keluwesan pada pencairan kredit. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa keberadaan lembaga-lembaga keuangan informal sesuai dengan kebutuhan pelaku UKM, yang umumnya membutuhkan pembiayaan sesuai skala dan sifat usaha kecil. Yang akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional (Variabel terikat (Y)).
3.4 Model Penelitian
PN : Pembangunan Nasional
LKMP : Lembaga Keuangan Mikro di Pedesaan
LKMPK : Lembaga Keuangan Mikro dlm Pengentasan Kemiskinan
LKMPR : Lembaga Keuangan Mikro dlm Pembiayaan Rumah
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
PN = a + LKMP + LKMPK + LKMPR
ALIT INANTI
16209004
3EA11
ditugaskan oleh : Bpk Prihantoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar