Minggu, 17 April 2011

Jakarta Love Riot


Jakarta Love riot,
Di sutradarai oleh Rusdy Rukmarata, Teater musikal komedi ini sudah 2 kali2 dipentaskan , pertama sekitar awal Juni 2010 dan yang kedua 23 – 27 februari 2011. Di Gedung kesenian Jakarta.
Dikisahkan, Nala berasal dari keluarga kaya. Bergaul dengan teman-teman dari kalangan elit, Nala harus mematuhi ‘aturan’ bahwa imej adalah segala-galanya. Ketika mengenal Toto—anak laki-laki pemilik warung soto yang sederhana dan charming—, Nala pun jatuh cinta. Begitu juga Toto yang tertarik pada Nala karena cantik, tidak sombong dan tetap punya idealisme, meski sudah hidup berkecukupan.

Perbedaan status sosial yang mencolok ini ternyata menimbulkan kecurigaan, kepanikan, dan kekisruhan di keluarga dan komunitas masing-masing. Mereka memiliki berbagai alasan untuk tidak merestui hubungan keduanya.

“Saya rasa yang bikin orang menikmati (‘Jakarta Love Riot’) adalah percintaan itu semuanya enggak mulus-mulus saja. There always drama. Di sini yang bikin gemas adalah mereka remaja yang pacaran lucu-lucuan, tapi tidak disetujui. Ini terjadi di kehidupan urban. Ini cerita yang kita temukan sehari-hari. EKI (Dance Company) mengemas sesuatu pasti selalu ada humor. Humor itu salah satu cara di mana kita bisa menyampaikan pesan ke orang lain dengan baik. Dan mereka selalu mengemasnya dengan gaya yang sangat pop,” komentar Sarah Sechan, salah seorang pemeran "Jakarta Love Riot" ditemui pada kesempatan yang sama.

Selain pemain dari EKI Dance Company, pertunjukan juga didukung oleh Sarah Sechan, Bayu Oktara, Uli Herdinansyah, Arie Dagienk, Ira Duaty, Yayu Unru, Takako Leen, Nala Amrytha, Ari Prajanegara, dan Felicia Chitraningtyas. Mereka akan menari, menyanyi, dan beradu akting yang dikemas dengan musik menarik oleh komposer terkenal Indonesia, Oni Krisnerwinto.

“Biasanya EKI melakukan casting, tapi untuk ‘Jakarta Love Riot’, kita kan diminta mendadak oleh GKJ untuk mengisi penutupan Ulang Tahun Jakarta, makanya kita ambil orang-orang untuk pemeran yang kita sudah tahu kemampuannya,” rinci Aiko.

Penyiar dan presenter nyentrik Arie Dagienk juga turut berperan di dalamnya. Ketika ditanya apa perannya dalam pertunjukan komedi musikal tersebut, pria berambut keriting ini mengungkapkan sembari tertawa.

“Ini untuk pertama kalinya gue nari, dan ternyata ada tariannya. Nari dan nyanyi ini baru pertama kali, dan susah banget. Gue paling belakangan latihannya. Perannya jadi bencong. Gue selalu senang dapat peran-peran yang menantang. Bukan bencong kampung, you know, gay gitu,” katanya.

Lantas, apa yang membuat drama musikal satu ini berbeda?

“Kalau teater orang kadang-kadang masih berpikir, ‘aduh teater ya’, tapi kalau musikal mungkin orang merasa lebih gampang mencerna. Animonya lebih besar. Kalau EKI, yang jelas bobot tari lebih banyak, lebih bagus. kita enggak full nyanyi, tetap ada dialog. Ada bagian yang dinyanyikan, dan ada bagian yang tetap didialogkan, karena kita merasa beberapa hal secara emosional lebih sampai kalau itu diadegankan daripada dinyanyikan,” jelas Aiko.

Nah, bagi Anda pecinta musik, Jakarta Love Riot akan menyuguhkan pertunjukan drama dengan kolaborasi musik mulai tekno, dangdut, dance, sampai rap. Sedangkan bagi penikmat tari, Anda bisa puas menonton pertunjukan tari modern yang diberi sentuhan dangdut. Begitu aktraktif dan dinamis karena melibatkan sebanyak 75 pemain.

Lebih lanjut, Aiko juga memaparkan bahwa kostum pemain akan lebih banyak memakai busana kasual. Penata kostum adalah Samuel Wattimena, yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam dunia fesyen.

“Kalau EKI selalu mengadakan pertunjukkan art for the people, art from the heart. Jadi kadang-kadang masalah keseharian yang kita hadapi, yang kita lihat di masyarakat, itu yang kita angkat. Masalah sederhana, masalah sosial kecil, itu yang kita angkat. Kita terusik, orang mau pacaran kok susah amat. Karena beda kelas? Yang paling penting adalah kita bisa kasih hiburan ke penonton,” tandasnya.
Jakarta Love Riot' (JLR) hadir kembali pada 2011 ini. Pentas teater musikal komedi yang pernah digelar 2010 lalu itu masih mengusung cerita yang sama. Hanya saja, sang sutradara akan memberikan banyak sentuhan berbeda. Apa saja kelebihannya?

Sang sutradara Rusdy Rukmarata memberikan gambaran secara umum sentuhan lebih yang akan ia berikan di pentas produksi EKI Dance Company dan Kompas Gramedia itu. Secara alur cerita, JRL masih mengusung tema realita kehidupan Jakarta. Namun, kacamata Rusdy akan melihat keadaan Jakarta secara berbeda saa ini.

"Keadaan Jakarta saat ini sudah berubah, bagaimana kehidupan masyarakatnya, anak mudanya. Sekarang ada istilah anak alay. Jika berubah seperti itu, tentu konflik akan semakin bertambah, kami sesuaikan," ujar Rusdy dalam keterangan persnya di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (17/2/2011).

Selain dari susunan cerita, tarian-tarian di pertunjukan yang akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 23 – 27 Februari 2011 itu hampir berubah total. Rusdy menghitung, sekitar 70 persen tarian akan berubah, dan jumlah penarinya pun bertambah. Hal itu dikarenakan mengikuti struktur cerita yang juga menambah beberapa pemain.

"Tarian ini lebih komunikatif, greget, dan banyak variasi. Makanya kita juga menambah orang, namun tanpa mengurangi penari yang lama. Kita merombak tarian-tarian yang sudah fix pada pertunjukan tahun lalu, misalnya nanti kita akan ada tari mangkok, pengembangan dari tari piring. Tapi, tari mangkok itu akan diiringi sama hip hop," jelas pria berkacamata itu.

Cerita, tarian... lalu ada lagi yang berubah, yaitu musik yang mengiringi pentas yang durasinya akan bertambah 10 menit, menjadi pas 2 jam itu. Sedikitnya, 18 lagu akan dipakai di pertunjukan yang tetap dibintangi Sarah Sechan, Bayu Oktara, Uli Herdinansyah, Arie Dagienk, Ira Duaty, Yayu Unru, Takako Leen, Ari Prajanegara dan Felicia Chitraningtyas itu.

"Untuk musik tidak berubah banyak, hanya disempurnakan saja, cuma sekitar 40 persen . Tapi, ada yang lebih modern dan canggih lagi, yaitu setting panggung. Kita telah memprogram tata cahaya yang akan membuat pandangan penonton akan lebih hidup," lanjut Rusdy.

Sudah kebanyang perubahannya? Kurang? Oke, Rusdy sedikit membocorkan bagian-bagian yang jauh berbeda dibandingkan dengan cerita sebelumnya. Misalnya saja tokoh Ibu Hudy yang diperankan mantan VJ MTV Sarah Sechan. Pada JLR tahun lalu, Ibu Hudy hanya mempunyai anak satu, yaitu Nala. Namun di JLR 2011 kali ini Ibu Hudy mempunyai 3 anak.

"Jadi kebayang, lebih kompleksnya Ibu Hudy ini dengan beberapa anaknya nanti. Apalagi dia ini karakternya ambisius, bossy, punya butik, dan memegang kendali di rumah. Dia juga overprotective pada tiga anaknya nanti," kata Rusdy.

Dari segi setting cerita, Rusdy juga akan lebih menyesuaikan dengan kenyataan. Misalnya, setting tempat berkumpul kaum anak elit yang sebelumnya di mal, nanti akan pindah di lantai 20 sebuah apartemen. "Jadi lebih elit, tapi mereka sebenarnya terisolir dengan pembatasan ruang gerak kan," ujarnya.

http://www.detikhot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar