Jumat, 12 November 2010

ARTIKEL 2

Tugas Artikel 2
Nama : Alit Inanti
Kelas : 2ea11
Npm : 16209004

Kemsikinan, Pengangguran, dan penanggulangan dalam menguranginya
Pembangunan sebagai upaya untuk memperbaiki bangsa menjadi agenda utama penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Namun bagaimana dengan pengembangan sumber daya manusia? Pertanyaan ini menjadi tanda tanya besar, mengingat masih banyaknya kemiskinan dan pengangguran. Salah satu aspek penyebabnya adalah kurangnya akses masyarakat terhadap sumberdaya ekonomi di daerah.
Asumsi pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 5% dalam RAPBN 2010 diperkirakan tidak cukup untuk menyerap seluruh tenaga kerja yang memasuki usia kerja.Tahun depan diperkirakan tingkat pengangguran dan kemiskinan masih tinggi yaitu pengangguran sebesar 8-12% dan kemiskinan 12-14%. Menurut chief economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip, fokus utama RAPBN 2010 adalah stabilitas ekonomi. Pemerintah hanya akan menetapkan pertumbuhan 5% untuk tahun depan. Menurutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia belum maksimal karena Indonesiamempunyai potensiyangbesar.

“Dengan pertumbuhan 5%, tidak cukup untuk menyerap seluruh tenaga kerja, sehingga pengangguran dan kemiskinan masih akan tinggi,” katanya, malam ini.Selain itu, lanjut dia, APBN 2010 belum melihat realitas ekonomi global karena masih merujuk keberadaan ekonomi AS, sementara ekonomi Cina kurang dijadikan rujukan sebagai analisis situasi. Inflasi tahun depan diperkirakan mencapai 4-6%, dan suku bunga SBI sebesar 5-7%. Defisit APBN akan dijaga pada kisaran 1-2%. Kurs rupiah dikisaran 9.700-10.200 per Dollar AS. Suku bunga Bank Indonesia diperkirakanmencapai5-7%.

Pemerintah menduga pada 2010 sulit di jaga di kisaran 6% karena seiring membaiknya ekonomi diperkirakan akan terjadi outflow, sehingga BI harus mewaspadai potensi tersebut. SBI 6% adalah target dari pemerintah, namun sebaiknya BI harus menggunakan patokannya sendiri karena adanya ancaman outflow. Selain itu, BI Rate yang semakin rendah di 2010 tidak akan menjadi hal yang menarik bagi investor.Pemerintah juga masih akan melanjutkan sejumlah program subsidi dalam rangka menjaga daya beli masyarakat miskin, meskipun besaran subsidi akan berkurang dan mekanismenya akan berubah dari subsidi harga ke targeted subsidi.“Hal ini dikarenakan pemerintah nampaknya akan menerapkan harga BBM ke mekanisme pasar,” katanya.

Selanjutnya pemerintah juga akan melanjutkan stimulus fiskal meski nilainya tidak signifikan untuk mendukung stimulus fiskal yang sudah direncanakan pada 2009. Pemrintah juga harus melakukan revitalisasi industri, terutama industri manufaktur.

Upaya Mengurangi Pengangguran dan Kemiskinan

Sejak mendapat mandat dari rakyat, melalui pemilu paling demokratis dalam sejarah Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kepeduliannya untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Concern tersebut kemudian dirumuskan dengan new deal dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Ringkasan dari new deal tersebut tertuang dalam prinsi triple track strategy: pro-growth,pro-job, danpr o- poor. Track pertama dilakukan dengan meningkatan pertumbuhan dengan mengutamakan ekspor dan investasi. Trackkedua, menggerakkan sektor riil untuk menciptakan lapangan kerja. Dan yang ketiga, merevitalisasi pertanian, kehutanan, kelautan dan ekonomi pedesaan untuk mengurangi kemiskinan.
Presiden SBY bersama jajaran kabinet terus melakukan dan mencari langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang akan mengurangi pengangguran dan kemisknan. Anggaran yang dialokasikan untuk mengurangi kemiskinan jumlahnya terus meningkat. Tahun 2004 berjumlah Rp 18 triliun, tahun 2005 meningkat menjadi Rp 23 triliun,tahun 2006 Rp 42 triliun dan tahun 2007 mendatang meningkat lagi menjadi Rp 51 triliun.
Dalam setahun terakhir ada penurunan pengangguran hampir 1 juta, dari total 11 juta menjadi 10 juta. Sayangnya, laju pertumbuhan angkatan kerja baru per tahun mencapai 1,5 juta orang. “Maka kita harus melakukan langkah-langkah sangat gigih, sistematis, dan sangat terarah untuk sekali lagi menciptakan lapangan kerja tersebut,” ujar Presiden SBY. Usai rakor khusus membahas langkah-langkah bersama mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja. Bersama 12 menteri bidang ekonomi dan 6 gubernur se-Jawa di Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (14/12).
Sejumlah langkah nyata telah, sedang, dan terus diupayakan. Pengalaman banyak negara, juga pengalaman kita,Memang tidak semudah membalik telapak tangan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Dalam Kongres ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) XVI di Manado, 18 Juni lalu, Presiden SBY menegaskan, fokus mengurangi
pengangguran dan kemiskinan ini semata bukan persoalan moral obligation, tapi juga persoalan keadilan. Karena itu pemerintah terus mengupayakannya secara gigih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar