Kamis, 25 Oktober 2012

TUGAS 1 ETIKA BISNIS

1.         Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.

            Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”
            Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR  "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. "
            Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".

2.  Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
Þ    Etika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari. misalnya etika dalam lingkungan kampus . Adapun beberapa etika yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa di lungkungan kampus diantaranya :
-          menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah yakni nilai-nilai dalam menuntut dan menimba ilmu pengetahuan yang dilakukan dikampus dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh.
   -`     Mematuhi  peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus mulai dari peraturan berbusana, menghormati dosen dan lain sebagainya.
                                  
Þ    Etika dalam berbisnis
            adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain.
            Bisnis merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma dan nilai moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan diterapkan ke dalam kegiatan bisnis. Selain itu agar dapat menjadi bisnis yang baik secara moral harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Suatu kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral.
     Contohnya adalah praktek monopoli. Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral sebagai dasar menjalankan bisnis.
     Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik, pengaturan manejerial dan financial yang baik , keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari dengan etis dan etos bisnis yang baik.
     Dengan memperhatikan etos dan etis bisnis yang baik maka kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tetap terjaga. Hal ini tentunya membantu perusahaan dalam menciptakan citra bisnis yang baik dan etis.

3.        Deontologi menekankan kewajiban untuk bertindak secara baik.  Deon dalam bahasa yunani berarti kewajiban. Immanuel Kant (1734 –1804) :  “ Kemauan baik adalah syarat mutlak untuk bertindak secara Moral. “Deontologi tidak mengkaitkan tujuan atas tindakan yang sesuai norma berdampak baik atau tidak , tetapi merupakan perintah yang dilaksanakan tanpa syarat ( imperatif kategoris) . Ia tertanam dalam hati manusia secara universal. Sedangkan imperatif hipotesis adalah apabila tindakan dikaitkan dengan akibatnya.
     Contoh : jangan mencuri,  jangan berbuat curang, jangan korupsi
    
           Teleologi mengukur baik buruk suatu tindakan dilihat dari tujuan , maupun akibat dari suatu tindakan tersebut.
    Contoh : Menurut etika teleologi mencuri itu boleh jika sejak awal tindakan mencuri itu dimaksudkan untuk membeli obat  karena keluarga ada yang sakit parah.Timbul pertanyaan tujuan baik untuk siapa? Orang banyak atau diri sendiri

     Terbagi menjadi 2 aliran ;     - egoisme etis
                                                - utilitarianisme
     Egoisme etis : menurut Aristoteles bisa dibenarkan secara moral jika untuk mempertahankan hidup dan kebahagiaan secara dasar bukan hedonisme
     Utilitarianisme : dikembangkan oleh Jeremy Bentham 9 1748 – 1832) bahwa untuk menilai baik buruknya suatu tindakan secara moral adalah menguntungkan kepentingan orang banyak.

     Etika Utilitarianisme menetapkan 3 kriteria :
     - Manfaat
     - Manfaat terbesar dari alternatif
     - Manfaat terbesar untuk orang banyak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar